Baca: Mazmur 30:7-13
Dalam kesenanganku aku berkata: “Aku takkan goyah untuk selama-lamanya!” —Mazmur 30:7
Tahun 1995, aktor Christopher Reeve menjadi lumpuh akibat kecelakaan yang menimpanya saat berkuda. Sebelum tragedi itu terjadi, ia pernah memainkan adegan seorang tokoh lumpuh dari pinggang ke bawah dalam sebuah film. Saat persiapan, Reeve mengunjungi sebuah tempat rehabilitasi. Ia terkenang, “Setiap kali aku meninggalkan tempat rehabilitasi itu, aku berkata, ‘Terima kasih Tuhan, bukan aku yang lumpuh.’” Setelah kecelakaan, Reeve menyesali ucapannya itu, “Aku merasa begitu menjaga jarak terhadap orang-orang lumpuh itu, tanpa menyadari bahwa dalam sekejap pun aku bisa menjadi seperti mereka.” Dan yang menyedihkan, bagi Reeve, itu benar-benar terjadi padanya.
Kita juga mungkin berpikir bahwa masalah-masalah orang lain tidak akan menimpa kita. Terutama jika perjalanan hidup kita sedang mengalami suatu kesuksesan, terjamin dalam segi keuangan, dan keharmonisan dalam keluarga. Di saat merasa sombong dan cukup diri, Raja Daud menyadari bahwa ia pun pernah terjatuh dalam perangkap dari perasaan tidak terkalahkan: “Dalam kesenanganku aku berkata: ‘Aku takkan goyah untuk selama-lamanya!’” (Mzm. 30:7). Namun, Daud segera menyadari kesalahannya dan menjauhkan hatinya dari sikap merasa cukup diri. Daud ingat bahwa ia pernah menderita di masa lalu dan Allah telah membebaskannya: “Aku yang meratap telah Kauubah menjadi orang yang menari-nari” (ay.12).
Baik ketika Allah memberi kita berkat ataupun memberi kita pencobaan, Allah masih tetap layak menerima ucapan syukur dan kepercayaan kita. —HDF
Ku s’lalu bisa mengandalkan Allah, Bapa surgawiku,
Karena Dia tak berubah; Dia senantiasa sama
Kemarin, hari ini, selamanya, Dia tetap setia
Ku tahu Dia mengasihiku, terpujilah nama-Nya yang kudus. —Felten
Dalam suka atau duka, kita selalu memerlukan Allah.