Baca: Lukas 17:3-10
“Forgiveness is about the new beginning. If you can’t forgive, then you can’t have a new beginning. If you can’t forgive, then you can’t know what happen in the next chapter, the happy ending at the end of the story.”
Dalam keluarga, hubungan, bisnis, pelayanan. Letakkan kesalahan orang di belakang kita, jika diletakkan di depan, itu akan menghalangi langkah kita untuk maju. Tutup chapter dimana cerita hidup kita terasa pahit dan mulai membuka chapter yang baru. Jangan sampai masa depan ditentukan oleh masa lalu, biarkan pengampunan membawa hidup kita ke sebuah permulaan yang baru (Filipi 3:13).
“Forgiveness is a sign of strength. Forgiveness is not a sign of weakness.”
Banyak orang berpikir kalau mengampuni itu tanda bahwa kita lemah, padahal mengampuni adalah tanda kekuatan atau tanda kebesaran hati. Tidak peduli betapa berat, sesak, dan sakitnya itu, pengampunan harus dilepaskan.
Contoh dalam alkitab, seorang hebat yang memberi pengampunan adalah Yusuf. Karena mimpi, ia dibuang oleh saudaranya, difitnah oleh istri bosnya, dikhianati oleh juru minum yang pernah ia tolong. Tapi dia tidak pernah berhenti dalam suatu bagian, dia tidak menyalahkan Tuhan dan terus mengampuni. Pada akhirnya, dia menjadi penguasa no. 2 di mesir dan dapat menolong saudara-saudaranya. Apapun yang terjadi hidup harus berlanjut. Jangan simpan sesuatu yang membusukkan, simpanlah hal-hal berharga. Simpan hal-hal yang baik dalam hidupmu.
Banyak orang rasanya lelah menjalani hidup. Misalnya dalam hal pernikahan/relationship. Kalau seseorang pernah dikecewakan, disakiti, gagal dengan pasangan yang sebelumnya, dan ia belum melepaskan pengampunan, jangan heran kalau dengan pasangannya yang baru, saat terjadi konflik, langsung berasa pahit dan lelah. Padahal mungkin saja itu hanya konflik sepele. Tapi itu dapat terjadi karena dia menyimpan kesalahan dan kesakitan yang lama, membawa beban yang lama. (So sad… -.-‘ )
Yesus sangat serius mengajarkan kita soal pengampunan. Bahkan Ia berkata, kita perlu mengampuni 7x sehari kepada orang yang bersalah kepada kita (ay.4). Tujuh melambangkan angka sempurna, artinya Ia mengajarkan kita untuk mengampuni tanpa batas, mengampuni secara penuh.
Pengampunan tidak ada hubungannya dengan iman. Kata Yesus, iman sekecil biji sesawi saja sudah bisa membuat mujizat memindahkan gunung (ay.6). Kita tidak perlu menunggu iman kita diperbesar untuk bisa mengampuni. Pengampunan adalah soal ketaatan, karena itu adalah perintah Yesus. Kita mengampuni karena kita kita taat dan respect sama Tuhan.
Bukan sekedar belajar mengampuni, mari kita juga belajar meminta pengampunan dengan cepat.
“I am sorry…” adalah tiga kata yang seringkali sulit diucapkan. (Inilah mengapa sebabnya kita perlu mengajarkan anak-anak sejak dini untuk belajar berkata “sorry” saat mereka buat salah). Mungkin alkitab kita tidak perlu setebal sekarang, jika saat Adam melakukan kesalahan di Taman Eden, ia berkata “I am sorry Lord..”
Banyak cerita akan berbeda saat kita berani untuk mengakui kesalahan dan berkata, “I am sorry..”. Sekali lagi, ini bukan tanda kelemahan, ini tanda kekuatan karena kita dapat mengalahkan ego dan merendahkan hati.
Hope this note can inspire, encourage, and remind you again. Share to people you want to share. God Bless you. :)
No comments:
Post a Comment